Menanggulangi Korosi Pada Boiler
Korosi bersifat
irreversible atau dengan kata lain tidak
dapat kembali ke bentuk asalnya. Sehingga untuk mengatasi terjadinya
korosi adalah hanya dengan jalan pencegahan. Berikut adalah
metode-metode untuk mencegah terjadinya korosi pada boiler:
- Menghilangkan Kandungan Udara Dalam Air.
- Udara
atmosfer mengandung sekitar 20% oksigen yang menjadi komponen penting
terjadinya korosi. Udara bebas ini biasa berkontak langsung dengan
pipa-pipa boiler yang tidak sedang beroperasi. Ditambah dengan kondisi
udara yang lembab, korosi pun tidak mungkin dapat dihindari. Sehingga
untuk menggantikan udara bebas yang mengisi pipa boiler saat ia tidak
beroperasi, biasanya digunakan gas nitrogen atau udara yang telah
diminimalisir kandungan air didalamnya dengan menggunakan air dryer.
Penggunaan Udara Kering Pada Boiler Yang Sedang Tidak Beroperasi
(a) Pengering Udara (Air Dryer)
(b) Udara Kering Dimasukkan Melalui Pipa Main Steam
Pada boiler-boiler berukuran besar, penggunaan sebuah sistem untuk
menghilangkan kandungan udara di dalam air adalah sebuah keharusan.
Berikut adalah sistem tersebut:
- Deaerator. Alat ini menjadi satu sistem yang saat ini
selalu digunakan pada boiler-boiler besar, karena kepraktisan dan
keawetannya. Secara mekanis deaerator membuang kandungan udara
di dalam air boiler dengan jalan menyemprotkan uap air bertekanan rendah
ke aliran air yang berada di dalam sebuah drum. Uap air panas akan
melarutkan udara ke dalam uap tersebut dan membuangnya melalui saluran venting.
- De-activator. Alat ini menggunakan metode sacrificing
atau pengorbanan, yakni dengan jalan mengalirkan air boiler ke dalam
sebuah drum besar yang di dalamnya dilengkapi dengan jaring-jaring baja.
Jaring-jaring baja inilah yang akan mengikat gas-gas terlarut sehingga
ia akan mengkorosi jaring-jaring tersebut. Dengan cara ini diharapkan
gas-gas yang memicu terjadinya korosi tidak akan menyerang pipa-pipa
boiler, karena gas-gas tersebut telah mengkorosi jaring-jaring baja di
dalam deactivator. Namun sistem ini tidak handal, dan membutuhkan biaya yang besar karena jaring-jaring baja di dalam drum harus sering diganti.

Komponen-komponen Deaerator
(
Sumber)
- Menghilangkan Kandungan Oksigen Dalam Air. Pada boiler berukuran kecil, penggunaan deaerator
tidak mungkin dilakukan. Metode paling tepat untuk menghindari
terjadinya korosi pada boiler kecil, adalah dengan jalan menghilangkan
kandungan oksigen di dalam air secara kimia. Kandungan oksigen di dalam
air sebaiknya tidak lebih dari 7 ppb (part per billion). Berikut adalah beberapa zat kimia yang biasa digunakan untuk mengontrol dissolve oxygen di dalam air boiler:
- Sodium Sulfit (Na2SO3) menjadi zat kimia
penyerap oksigen yang paling umum digunakan. Sodium sulfit ini akan
bereaksi dengan oksigen membentuk sodium sulfat yang berwujud padatan.
2 Na2SO3 + O2 → 2 Na2SO4
Secara teoritis, konsentrasi sodium sulfat di dalam air dijaga dengan jumlah 20 ppm (part per million).
Namun sodium sulfit sangat tidak cocok digunakan pada boiler-boiler
besar yang bekerja pada tekanan tinggi. Selain menghasilkan padatan
sodium sulfat yang dapat menimbulkan endapan, ikatan sulfit dapat pecah
jika mendapat tekanan kerja di atas 41 barabs membentuk gas sulfur dioksida dan atau hidrogen sulfida yang justru bersifat sangat korosif.
Na2SO3 + H2O → SO2 + NaOH
4 Na2SO3 + 2 H2O → H2S + 2 NaOH + 3 Na2SO4
- Hydrazine (N2H4) lebih cocok
digunakan pada boiler bertekanan kerja tinggi karena reaksinya dengan
oksigen tidak menghasilkan endapan dan gas yang korosif.
N2H4 + O2 → 2 H2O + N2
Hydrazine harus dijaga pada konsentrasi 1 ppm di dalam air untuk memastikan konsentrasi oksigen dapat serendah mungkin.
N2H4 → 2 NH3 + N2 + H2
Kelemahan dari penggunaan hydrazine adalah sifatnya yang tidak sepenuhnya volatil (berevaporasi bersama uap air). Hydrazine justru terdegradasi pada temperatur 205oC
menjadi ammonia yang akan menguap bersama uap air dan bersama-sama
oksigen mengkorosi komponen-komponen berbahan tembaga. Sehingga boiler
bertekanan tinggi yang menggunakan hydrazine untuk mengurangi konsentrasi oksigen hanya dapat menggunakannya pada saat inisiasi awal.
- Carbohydrazide (H6N4CO) dapat mengikat oksigen dan melarutkannya ke dalam uap air, tidak menghasilkan endapan, dan membantu membentuk lapisan magnetite pada permukaan dalam pipa boiler yang berguna untuk mencegah korosi lebih besar pada boiler.
H6N4CO + 2 O2 → CO2 + 2 N2 + 3 H2O
Untuk melarutkan setiap bagian oksigen dibutuhkan 1,4 bagian Carbohydrazide. Namun perlu diingat bahwa karbondioksida sebagai hasil reaksi Carbohydrazide dengan oksigen, larut terhadap air kondensat. CO2 terlarut membentuk asam karbonat yang bersifat korosif. Sehingga penggunaan Carbohydrazide tidak cocok digunakan pada boiler bersirkulasi tertutup. Selain itu Carbohydrazide bersifat racun bagi manusia, sehingga penggunaannya tidak cocok untuk industri makanan.
- Erythorbate (C6H7O6Na.H2O)
adalah zat kimia pengikat oksigen selanjutnya yang tidak bersifat racun
sehingga dapat digunakan pada industri makanan. Tidak menghasilkan
endapan pada hasil reaksi, namun ia tidak dapat larut terhadap uap air
keluaran boiler. Sehingga asam erythorbic tidsk dapat mengontrol kandungan oksigen pada sisi kondensat. Secara teoritis dibutuhkan 11 bagian erythorbate untuk melarutkan setiap bagian oksigen.
- Methylethylketoxime atau biasa disebut MEKO membantu mempasifasi pipa boiler agar tidak terkorosi. Ia bereaksi dengan air membentuk methyl ethyl ketone, nitrous oxide, dan air.
2 H3C(C=N-OH) CH2CH3 + O2 → 2 H3C (C=O) CH2 CH2 + N2O + H2O
Untuk melarutkan tiap bagian oksigen dibutuhkan 5,4 bagian methylethylketoxime.
- Hydroquinone sangat efektif mengurangi kandungan oksigen di dalam air boiler hingga mencapai 1-2 ppb (part per billion). Ia bereaksi dengan oksigen membentuk benzoquinone.
HO CH6 OH + 1/2O2 → H2O + O = (double bond) CH6 (db) = O
Dibutuhkan 6,9 bagian hydroquinone untuk melarutkan setiap
bagian oksigen. Zat ini sangat reaktif dengan oksigen pada temperatur
dan tekanan rendah, dapat larut pada tekanan tinggi, serta tidak
menghasilkan ammonia seperti hydrazine sehingga aman untuk
komponen-komponen berbahan tembaga.
- Diethylhydroxylamine atau dikenal dengan DEHA bereaksi dengan oksigen untuk membentuk acetate, nitrogen, dan air.
4 (CH3CH2) 2 NOH + 9O2 → 8 CH3 COOH + 2 N2 + 14 H2O
DEHA sangat efektif mengikat oksigen, karena secara teoritis hanya
dibutuhkan 1,24 bagian DEHA untuk mengikat satu bagian oksigen. Namun
prakteknya, dianjurkan menggunakan 3 bagian DEHA untuk setiap bagian
oksigen.
Diethylhydroxylamine memiliki kelebihan untuk dapat larut ke
dalam uap air, serta lebih berperan dalam mempasifasi pipa boiler jika
dibandingkan dengan sulfit, hydrazine, dan erythorbate.
- Menghilangkan Kandungan Mineral Dalam Air. Seperti yang telah kita bahas pada artikel sebelumnya,
adanya mineral-mineral yang terlarut di dalam air selain menimbulkan
endapan padat ia juga dapat memicu terjadinya korosi galvanik. Untuk
menghilangkan kandungan mineral di dalam air ada beberapa metode:
- Demineralisasi menjadi satu metode yang paling banyak digunakan pada
boiler-boiler besar pembangkit listrik tenaga uap. Cara ini sangat
efektif karena dapat mengurangi mineral-mineral terlarut menjadi hampir
hilang sama sekali. Air yang akan digunakan sebagai media kerja boiler
mengalami beberapa tahapan proses seperti filtrasi, reverse osmosis, dan pertukaran ion. Untuk lebih jelasnya, silahkan baca artikel berikut.
Tahapan demineralisasi yang berperan untuk menghilangkan kandungan mineral di dalam air adalah pertukaran ion (ion exchange). Di dalam mixed bed terdapat resin yang mengandung gugusan aktif anion OH- dan kation H+. Pada saat pertukaran ion terjadi, zat-zat resin akan menangkap ion-ion mineral dalam air dan melepaskan gugusan aktif ion OH- dan H+ ke dalam air. Keseimbangan yang terjadi akan mereaksikan OH- dan H+ membentuk atom-atom H2O baru. Dalam jangka waktu tertentu, resin di dalam mixed bed akan jenuh dan perlu dilakukan regenerasi.
- Metode yang lebih sederhana adalah dengan menambahkan air kapur (Ca(OH)2) ke dalam air boiler. Penambahan air kapur akan menaikan nilai pH, mengubah CO2 terlarut menjadi bikarbonat (HCO3-), dan terus berlanjut hingga menjadi karbonat (CO32-).
Proses ini mengakibatkan mengendapnya kalsium carbonat karena jumlah
ion karbonat terlarut yang semakin tinggi. Efek lain adalah ikut
mengendap pula magnesium menjadi magnesium hidroksida.
Efek samping dari penggunaan air kapur untuk mengurangi mineral
terlarut adalah terbentuknya endapan padat. Sehingga jika penambahan air
kapur ke dalam air boiler dilakukan pada saat boiler sedang beroperasi,
maka endapan yang terbentuk justru akan membahayakan boiler karena
dapat menyumbat pipa boiler. Oleh karena itu jika ingin menggunakan air
kapur untuk mengurangi kandungan mineral di dalam air, disarankan agar
dilakukan di luar sistem boiler.
- Pada boiler berkapasitas besar terdapat sebuah fasilitas untuk
membuang sebagian air boiler yang mengandung kotoran-kotoran mineral.
Saluran ini biasa dinamakan boiler continuous blow down. Saluran ini membuang sebagian kecil air yang berada di dalam steam drum.
Steam drum pada boiler menjadi tempat dipisahkannya air
dengan uap air. Mineral-mineral yang terlarut di dalam air tidak akan
ikut menguap atau terlarut ikut ke dalam uap air. Ia akan tertinggal di
dalam air boiler. Dan jika jumlahnya sudah melebihi batas yang
diijinkan, maka saluran continuous blow down dapat dibuka untuk membuang kotoran-kotoran tersebut.
- Mengontrol Nilai pH Air Boiler. Metode terakhir
yang juga cukup penting untuk mencegah terjadinya korosi pada boiler
adalah dengan menjaga nilai pH air boiler. Jika pH terlalu rendah,
menandakan air bersifat asam yang juga sangat korosif. Jika pH terlalu
tinggi, maka air bersifat basa dan dapat menimbulkan foaming. Kondisi air basa juga dapat menimbulkan korosi caustic embrittlement.
Menjaga pH air juga berfungsi untuk menjaga lapisan magnetite pada permukaan pipa boiler. Magnetite berfungsi sebagai lapisan film untuk menghalangi terjadinya korosi lebih besar pada permukaan pipa boiler di balik lapisan magnetite ini. Nilai pH yang paling baik untuk menjaga lapisan magnetite
dan mencegah terjadinya korosi adalah 8,5 – 9,5. Namun nilai ini dapat
berbeda-beda antara boiler yang satu dengan yang lain, karena nilai pH
yang tepat tergantung atas tekanan sistem boiler, jenis metal, jenis
air, dan jenis perlakuan kimia terhadap air boiler.
Air boiler cenderung mengalami penurunan nilai pH karena adanya
mineral terlarut di dalamnya. Mineral-mineral ini tidak dapat ikut
menguap atau larut ke dalam uap air. Sehingga ia akan bereaksi dengan
air membentuk asam dan menurunkan nilai pH. Ammonia menjadi zat kimia
yang paling umum digunakan untuk menjaga pH air pada nilai terbaiknya.
Hal ini dikarenakan ammonia yang bereaksi dengan air akan menghasilkan
ion OH-.
NH3 + H2O → NH4+ + OH-
Sumber :
http://artikel-teknologi.com/menanggulangi-korosi-pada-boiler/3/
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium